Monday 5 March 2012

Rukun Qauli

MENGENAL LEBIH DEKAT SURAT AL-FATIHAH[1]
Oleh: Aep Saepulloh Darusmanwiati
Pendahuluan
Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa surat pertama yang dicantumkan dalam mushaf al-Qur'an adalah surat al-Fatihah. Namun, pertanyaannya, mengapa Allah memerintahkan Nabi Muhammad saw untuk mencantumkan surat al-Fatihah ini sebagai surat pertama dalam mushaf al-Qur'an? Tentu belum semua orang dapat mengetahui rahasianya. Tidak ada satu pun yang Allah perintahkan kepada Nabi Muhammad saw melainkan ada hikmah dan rahasia yang dikandungnya.
Selain sebagai surat pertama, surat al-Fatihah juga merupakan jantungnya shalat. Seseorang yang sedang shalat lalu tidak membaca surat al-Fatihah, maka shalatnya, menurut para ulama tidak sah, karena Rasulullah saw pernah bersabda: "Tidak sah shalat seseorang yang tidak membaca surat al-Fatihah". Pertanyaannya mengapa mesti surat al-Fatihah yang dipilih oleh Allah untuk dibaca pada setiap shalat?
Semua ini ada rahasia dan makna yang terselubung. Makalah ini mencoba menuturkan hasil galian dan kajian para ulama dalam rangka menangkap rahasia dan makna di balik surat al-Fatihah ini. Di samping mengkaji rahasia dimaksud, makalah ini juga mencoba mengajak para pembaca untuk lebih mengenal surat al-Fatihah ini dengan sengaja penulis ketengahkan bahasan-bahasan seperti dimana turunnya, apa saja nama-namanya dan seterusnya. Hanya saja, penulis kurang mengelaborasi tafsir dan kandungan makna dari surat al-Fatihah ini secara lebih dalam dan lebih jauh. Semua ini, adalah karena keterbatasan makalah, juga keterbatasan waktu yang penulis miliki.
Meski demikian, dalam diskusi nanti, tentu penulis akan mengetengahkan makna kandungan dan tafsir surat ini secara lebih panjang. Sekali lagi, mohon maaf karena elaborasi tafsirnya kurang disentuh dalam makalah ini. Semoga dalam waktu dan kesempatan lainnya, tafsir dan kandungan lebih jauhnya pun dapat penulis bubuhkan dalam wujud tulisan, makalah.
Akhirnya, penulis berharap semoga tulisan ini berguna dan bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri, umumnya bagi para pembaca semua. Hanya kepadaNyalah kita berbakti dan mengabdi serta hanya kepadaNya jualah kita akan kembali. Selamat menikmati. Semoga.

Teks surat al-Fatihah beserta artinya
ÉOó¡Î0 «!$# Ç`»uH÷q§9$# ÉOŠÏm§9$# ÇÊÈ ßôJysø9$# ¬! Å_Uu šúüÏJn=»yèø9$# ÇËÈ Ç`»uH÷q§9$# ÉOŠÏm§9$# ÇÌÈ Å7Î=»tB ÏQöqtƒ ÉúïÏe$!$# ÇÍÈ x$­ƒÎ) ßç7÷ètR y$­ƒÎ)ur ÚúüÏètGó¡nS ÇÎÈ $tRÏ÷d$# xÞºuŽÅ_Ç9$# tLìÉ)tGó¡ßJø9$# ÇÏÈ xÞºuŽÅÀ tûïÏ%©!$# |MôJyè÷Rr& öNÎgøn=tã ÎŽöxî ÅUqàÒøóyJø9$# óOÎgøn=tæ Ÿwur tûüÏj9!$žÒ9$# ÇÐÈ
Artinya: "Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.  Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.  Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.  Yang menguasai di hari Pembalasan. Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan Hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus,  (yaitu) jalan orang-orang yang Telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat". (QS. Al-Fatihah ayat 1-7).

Kapan dan dimana surat al-Fatihah diturunkan?
Mengenai hal ini para ulama berbeda pendapat menjadi tiga kelompok.[2]
1.      Surat al-Fatihah diturunkan di Mekah. Bahkan kelompok ini mengatakan bahwa surat al-Fatihah merupakan di antara surat al-Qur'an yang paling pertama diturunkan di Mekah. Imam ats-Tsa'labi meriwayatkan sebuah riwayat yang diterimanya dari Ali bin Abi Thalib, bahwa Ali bin Abi Thalib pernah berkata: "Surat al-Fatihah diturunkan di Mekah". Dalam riwayat lain dikatakan bahwa Amer bin Syurahbil pernah berkata: "Surat al-Qur'an yang pertama kali turun kepada Nabi Muhamamd adalah: 'Alhamdulillahirabbil 'Alamin' (surat al-Fatihah). Surat ini turun tatkala Rasulullah saw menemui Siti Khadijah dalam keadaan ketakutan sambil bersabda: "Saya sangat takut ada sesuatu yang telah mengganggu diri saya". Khadijah bertanya: "Apa itu?" Rasulullah saw menjawab: "Ketika saya sedang menyendiri di dalam Gua Hira, tiba-tiba saya mendengar ada suara yang berkata: 'Bacalah'". Lalu Rasulullah saw bersama Khadijah pergi menghadap Waraqah bin Naufal menanyakan kejadian yang menimpa beliau itu.
Waraqah berkata: "Apabila seruan itu datang lagi, maka tenanglah dan jangan takut". Setelah itu, ketika Rasulullah saw sedang beribadah kembali di dalam goa, beliau kembali didatangi Malaikat Jibril yang berkata: "Ucapkan wahai Muhammad, bismillahirrahmanirrahim, al-hamdulillahi rabbil 'alamin (surat al-Fatihah).
Menurut para ulama, pendapat pertama ini adalah pendapat yang paling kuat, bahwa surat al-Fatihah diturunkan di Mekah, dan karenanya disebut surat Makkiyyah (surat yang diturunkan di Mekah).[3]
2.      Pendapat kedua mengatakan bahwa surat al-Fatihah diturunkan di Madinah (surat Madaniyyah). Pendapat ini adalah pendapatnya Imam Mujahid. Mujahid berkata bahwa surat al-Fatihah diturunkan di Medinah. Namun Imam ar-Razi membantah pendapat Mujahid ini dengan mengatakan bahwa, pendapat yang mengatakan bahwa surat al-Fatihah diturunkan di Madinah adalah pendapat yang lemah. Hal ini paling tidak karena dua alasan. Pertama, Dalam surat al-Hijir ayat 87 dikatakan bahwa: "Sungguh Kami telah menurunkan kepada kamu Sab'ul Matsani", dan yang dimaksud dengan Sab'ul Matsani itu adalah surat al-Fatihah. Sementara surat al-Hijir termasuk surat yang diturunkan di Mekah (Makiyyah), oleh karena itu, surat al-Fatihah pun diturunkan di Mekah sebagaimana surat al-Hijir.
Alasan kedua, Rasulullah saw menetap di Mekah  lebih dari sepuluh tahun, ini tentunya sangat mustahil apabila selama beliau di Mekah, surat al-Fatihah belum diturunkan. Bahkan, perintah Shalat pun sudah turun ketika beliau berada di Mekah. Tidak mungkin apabila perintah Shalat sudah turun, sementara surat al-Fatihah yang merupakan rukun shalat juga belum diturunkan. Oleh karena itu, pendapat yang mengatakan bahwa surat al-Fatihah diturunkan di Madinah adalah pendapat yang lemah. Dan yang lebih tepat adalah ia diturunkan di Mekah.[4]
3.      Pendapat ketiga mengatakan bahwa surat al-Fatihah duturunkan dua kali; setengahnya diturunkan di Mekah ketika turun perintah shalat, dan setengahnya lagi diturunkan di Medinah ketika turun perintah pengalihan kiblat dari menghadap Baitul Maqdis menjadi ke arah Masjidil Haram.[5] Pendapat ketiga ini juga berargumen bahwa salah satu nama dari surat al-Fatihah ini adalah al-Matsani yang berarti dua kali. Disebut al-Matsani (dua kali), karena ia diturunkan dua kali, di Mekah dan di Madinah. Hanya saja, pendapat ini pendapat  yang lemah juga.[6]
Imam al-Qurthubi dalam tafsirnya mengatakan bahwa: "Pendapat pertama yang mengatakan bahwa surat al-Fatihah diturunkan di Mekah adalah pendapat yang lebih kuat. Pertama, karena Allah sendiri dalam surat al-Hijr berfirman:
ôs)s9ur y7»oY÷s?#uä $Yèö7y z`ÏiB ÎT$sVyJø9$# tb#uäöà)ø9$#ur tLìÏàyèø9$# ÇÑÐÈ
Artinya: "Dan Sesungguhnya kami Telah berikan kepadamu tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang dan Al Quran yang agung" (QS. Al-Hijir ayat 87).[7]
Dan para ulama telah sepakat bahwa surat al-Hijr ini diturunkan di Mekah, karenanya, surat al-Fatihah pun diturunkan di tempat yang sama. Kedua, perintah untuk melakukan shalat juga turun di Mekah, tentu ini semakin menguatkan bahwa surat al-Fatihah pun diturunkan di Mekah, karena Rasulullah saw bersabda dalam salah satu haditsnya: "Tidak sah shalat seseorang yang tidak membaca surat al-Fatihah".

Jumlah ayat surat al-Fatihah
Surat al-Fatihah berjumlah tujuh ayat, hal ini berdasarkan firman Allah:
ôs)s9ur y7»oY÷s?#uä $Yèö7y z`ÏiB ÎT$sVyJø9$# tb#uäöà)ø9$#ur tLìÏàyèø9$# ÇÑÐÈ
Artinya: "Dan Sesungguhnya kami Telah berikan kepadamu tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang dan Al Quran yang agung" (QS. Al-Hijir ayat 87).
Para ulama berkata bahwa as-Sab'ul Matsani yang artinya tujuh pujian, adalah surat al-Fatihah, oleh kerena itu, surat al-Fatihah terdiri dari tujuh ayat. Ibnu Katsir dalam tafsirnya juga mengatakan bahwa tidak ada perbedaan pendapat di antara para ulama bahwa surat al-Fatihah ini ada tujuh ayat. [8]
Sementara menurut pendapat Amer bin Ubaid, surat al-Fatihah terdiri dari delapan ayat, karena ia menjadikan ayat:   إياك نعبد (iyyaka na'budu) sebagai satu ayat dan kalimat: إياك نستعين  (iyyaka nasta'in) sebagai satu ayat lainnya.
Sedangkan menurut Husain al-Ju'fi, surat al-Fatihah ini ada enam ayat saja, dengan perhitungan bahwa kalimat bismillahirrahmanirrahim tidak termasuk salah satu ayat dari surat al-Fatihah. Hanya saja, para ulama, di antaranya Imam Ibnu Katsir berpendapat bahwa kedua pendapat di atas adalah pendapat yang ganjil (syadz, lemah), karenanya tidak dapat dijadikan pegangan. Ibnu Katsir tetap dengan pendapat jumhur ulama (kebanyakan para ulama) bahwa surat al-Fatihah terdiri dari tujuh ayat.[9]

Nama-nama surat al-Fatihah
Surat al-Fatihah adalah surat al-Qur'an yang paling banyak namanya. Imam al-Qurthubi dalam tafsirnya yang berjudul al-Jami' Li Ahkamil Qur'an, demikian juga dengan Imam ar-Razi dalam tafsirnya yang bernama Mafatihul Ghaib atau at-Tafsir al-Kabir, mengatakan bahwa surat al-Fatihah ini mempunyai dua belas nama.[10] Sedangkan menurut Imam as-Suyuthi dalam bukunya al-Itqan, bahwa surat al-Fatihah ini mempunyai dua puluh lima nama. Banyaknya nama ini tentu menunjukkan pentingnya surat al-Fatihah dimaksud. Berikut ini di antara nama-nama surat al-Fatihah:
1.      Fatihatul Kitab (pembuka al-Qur'an). Disebut Fatihatul Kitab karena al-Qur'an dimulai dengan surat al-Fatihah, bahkan pengajian dan pengajaran pun sebaiknya dimulai dengan surat al-Fatihah ini. Disebut Fatihatul Kitab juga lantaran bacaan yang wajib pertama kali dilafalkan ketika Shalat adalah surat al-Fatihah. Selain itu, karena kata al-hamdu yang berarti segala puji (yang merupakan kata pertama dalam surat al-Fatihah) merupakan pembuka setiap pembicaraan dan percakapan. Disebut Fatihatul Kitab juga lantaran surat al-Fatihah ini adalah surat al-Qur'an yang pertama kali diturunkan  dari langit (bukan ayat, karena ayat yang pertama kali diturunkan adalah ayat 1-5 dari surat al-'Alaq).
2.      Surat al-hamdu (Surat Pujian). Disebut demikian karena surat al-Fatihah ini diawali dengan bacaan al-hamdu lillahi rabbil 'alamin.
3.      Ummul Qur'an (ibunya al-Qur'an). Di antara alasan mengapa disebut dengan Ummul Qur'an adalah bahwa seluruh isi maksud dan kandungan al-Qur'an itu ada empat aspek; ketuhanan (ilahiyyat), mengenai hari akhir, alam gaib (al-ma'ad), tentang kenabian (nubuwwat) dan tentang ketetapan qadha dan qadar Allah swt (itsbat al-qadha wal qadar lillahi ta'ala). Keempat maksud al-Qur'an ini, semuanya tercakup oleh surat al-Fatihah.
Aspek ketuhanan (ilahiyyat) tercakup dalam ayat:
ÉOó¡Î0 «!$# Ç`»uH÷q§9$# ÉOŠÏm§9$# ÇÊÈ ßôJysø9$# ¬! Å_Uu šúüÏJn=»yèø9$# ÇËÈ Ç`»uH÷q§9$# ÉOŠÏm§9$# ÇÌÈ
Artinya: "Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.  Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang"
Aspek hari akhir atau alam ghaib (al-Ma'ad) tercakup dalam ayat:
Å7Î=»tB ÏQöqtƒ ÉúïÏe$!$# ÇÍÈ
Artinya: "Yang menguasai di hari Pembalasan".
Aspek ketetapan qadha dan qadar dari Allah (itsbat al-qadha wal qadar lillahi ta'ala) tercakup dalam ayat:
x$­ƒÎ) ßç7÷ètR y$­ƒÎ)ur ÚúüÏètGó¡nS ÇÎÈ
Artinya: "Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan Hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan".
Aspek kenabian (nubuwwat) tercakup dalam ayat:
$tRÏ÷d$# xÞºuŽÅ_Ç9$# tLìÉ)tGó¡ßJø9$# ÇÏÈ xÞºuŽÅÀ tûïÏ%©!$# |MôJyè÷Rr& öNÎgøn=tã ÎŽöxî ÅUqàÒøóyJø9$# óOÎgøn=tæ Ÿwur tûüÏj9!$žÒ9$# ÇÐÈ
Artinya: "Tunjukilah kami jalan yang lurus,  (yaitu) jalan orang-orang yang Telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat".
Selain aspek  nubuwwat, ayat ini juga mencakup aspek ketetapan qadha dan qadar. Karena surat al-Fatihah ini mencakup seluruh aspek isi dari al-Qur'an, maka ia disebut dengan Ummul Qur'an.
4.      As-Sab'ul Matsani (tujuh sanjungan, pujian). Nama ini sebagaimana disebutkan dalam firman Allah yang berbunyi:
ôs)s9ur y7»oY÷s?#uä $Yèö7y z`ÏiB ÎT$sVyJø9$# tb#uäöà)ø9$#ur tLìÏàyèø9$# ÇÑÐÈ
Artinya: "Dan Sesungguhnya kami Telah berikan kepadamu tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang dan Al Quran yang agung".[11]
Para ulama berbeda pendapat mengenai mengapa disebut dengan nama as-Sab'ul Matsani ini:[12]
1)      Disebut as-Sab'ul Matsani, karena al-Matsani ini berasal dari kata matsna yang berarti dua pujian. Disebut demikian, lantaran surat al-Fatihah mencakup dua pujian, pertama, pujian hamba kepada Allah (tsana'ul 'abd lir rabb), dan kedua pemberian Allah terhadap hamba ('athaur rabb lil 'abd).
2)      Disebut al-Matsani karena, ia dibaca  sebagai pujian pada setiap rakaat shalat.
3)      Disebut al-Matsani yang bisa juga diartikan sebagai yang dikecualikan, karena surat al-Fatihah ini adalah surat yang dikecualikan (maksudnya tidak dicantumkan dan tidak disebutkan) dalam kitab-kitab lainnya, sebagaimana sabda Rasulullah saw:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((والذى نفسى بيده ما أنزل فى التوراة, ولا فى الإنجيل ولا فى الزبور ولا فى الفرقان مثل هذه السورة وإنها السبع المثانى والقرآن العظيم)) [رواه البخارى]
Artinya: "Rasulullah saw bersabda: "Demi diriku yang berada dalam kekuasaanNya, tidak ada yang seperti surat ini yang diturunkan dalam kitab Taurat, Injil, Zabur, dan juga tidak terdapat dalam kitab al-Furqan. Sesungguhnya surat ini adalah surat as-Sab'ul Matsani dan al-Qur'an yang agung" (HR. Bukhari).
4)      Disebut as-Sab'ul Matsani, karena surat al-Fatihah ada tujuh ayat yang membaca setiap ayatnya sama dengan membaca sepertujuh dari ayat-ayat al-Qur'an. Barangsiapa yang membaca surat al-Fatihah dari awal sampai akhir, Allah akan memberikan pahala sama dengan mereka yang membaca seluruh ayat al-Qur'an.
5)      Disebut as-Sab'ul Matsani juga karena ayat-ayatnya ada tujuh, dan pintu neraka pun ada tujuh. Barangsiapa yang membacanya, maka Allah akan menutup ketujuh pintu neraka tersebut. Dalil akan hal ini adalah sebuah riwayat yang mengatakan:
أن جبريل قال للنبي صلى الله عليه وسلم: يا محمد, كنت أخشى العذاب على أمتك. فلما نزلت الفاتحة أمنت. قال: لم يا جبريل؟ قال: لأن الله تعالى قال: ¨bÎ)ur tL©èygy_ öNèdßÏãöqyJs9 tûüÏèuHødr& ÇÍÌÈ $olm; èpyèö7y 5>ºuqö/r& Èe@ä3Ïj9 5>$t/ öNåk÷]ÏiB Öä÷ã_ ìQqÝ¡ø)¨B ÇÍÍÈ  وآياتها سبع فمن قرأها صارت كل آية طبقا على باب من أبواب جهنم, فتمر أمتك عليها منها سالمين.
Artinya: "Malaikat Jibril berkata kepada Rasulullah saw: "Wahai Muhammad, saya sangat khawatir akan adzab (siksa) yang bakal menimpa ummatmu. Maka ketika surat al-Fatihah ini turun, saya langsung mengaminkannya (Jibril mengucapkan kata aamiin yang artinya semoga Allah mengabulkan doanya)". Rasulullah saw lalu bertanya: "Mengapa kamu mengaminkannya wahai Jibril?" Jibril menjawab: "Karena Allah telah berfirman: "Dan Sesungguhnya Jahannam itu benar-benar tempat yang Telah diancamkan kepada mereka (pengikut-pengikut syaitan) semuanya. Jahannam itu mempunyai tujuh pintu. tiap-tiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan yang tertentu dari mereka".[13] Surat al-Fatihah ini berjumlah tujuh ayat, barangsiapa yang membacanya, maka setiap ayat yang dibacanya itu akan menutupi satu pintu dari pintu-pintu neraka Jahannam tadi, sehingga ummatmu akan dapat melalui neraka tersebut dengan selamat".
6)      Disebut al-Matsani karena berisi sanjungan dan pujian kepada Allah swt.
5.      Al-Wafiyah (yang sempurna). Imam ar-Razi dalam tafsirnya mengatakan bahwa yang pertama kali memberi nama al-Wafiyah untuk surat al-Fatihah ini adalah Sufyan bin Uyainah.[14] Disebut al-Wafiyah karena ketika sedang shalat ia harus dibaca secara sempurna seluruh ayatnya, tidak boleh hanya dibaca setengahnya saja atau kurang dari itu. Apabila orang yang sedang shalat membaca surat al-Fatihah pada salah satu rakaatnya tidak sempurna seluruh ayatnya, maka shalatnya tidak sah. Namun, surat-surat dan ayat-ayat al-Qur'an lainnya, boleh dibaca tidak sempurna, tidak seluruhnya. Apabila ada seseorang yang membaca sebagian dari surat al-Ikhlash pada satu rakaat, dan pada rakaat lainnya membaca sebagian dari surat lainnya, maka hal ini diperbolehkan dan shalatnya tetap sah. Namun tidak demikian dengan surat al-Fatihah.
6.      Al-Kafiyah (yang mencukupi). Disebut demikian lantaran surat al-Fatihah ini apabila dibaca, maka dapat mencukupi surat-surat lainnya. Namun tidak demikian dengan surat-surat lainnya. Hal ini berdasarkan sebuah riwayat  yang mengatakan:
عن عبادة بن الصامت قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((أم القرآن عوض عن غيرها, وليس غيرها عوضا عنها)) [رواه الديلمى]
Artinya: "Ubadah bin ash-Shamit berkata, Rasulullah saw bersabda: "Ummul Qur'an (surat al-Fatihah) itu pengganti bagi yang lainnya, namun yang lainnya bukanlah pengganti dari Ummul Qur'an" (HR. Imam Dailami).
7.      Al-Asas (pondasi, dasar). Disebut al-Asas karena surat al-Fatihah ini merupakan surat al-Qur'an yang pertama kali turun, oleh karenanya ia seperti pondasinya. Di samping itu, karena surat al-Fatihah ini juga mencakup seluruh aspek  yang termuat dalam al-Qur'an yang berjumlah empat itu (ketuhanan, hari akhir, kenabian dan qadha qadar Allah).
8.      Asy-Syifa (obat penyembuh). Disebut asy-Syifa lantaran surat al-Fatihah merupakan obat yang dapat menyembuhkan penyakit. Salah satu hadits Rasulullah saw mengatakan:
عن أبي سعيد الخدرى قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((فاتحة الكتاب شفاء من كل سم)) [رواه البخارى]
Artinya: "Dari Abu Sa'id al-Khudry berkata, Rasulullah saw bersabda: "Surat al-Fatihah itu adalah obat dari segala racun" (HR. Bukhari).
Dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Abu Sa'id al-Khudry juga menuturkan sebuah kisah bahwa suatu saat beberapa orang sahabat melewati seorang laki-laki yang sedang kemasukan jin kafir (mashru', kerasukan). Lalu salah seorang dari para sahabat tadi membacakan surat al-Fatihah di telinganya, dan dengan idzin Allah, orang yang kerasukan tersebut sembuh seketika. Kejadian itu lalu dikisahkan kepada Rasulullah saw, dan Rasulullah saw bersabda:
هي أم القرآن, وهي شفاء من كل داء
Artinya: "Rasulullah saw bersabda surat al-Fatihah itu adalah induknya al-Qur'an, dan surat al-Fatihah juga merupakan obat dari segala penyakit" (HR. Bukhari).
9.      Ash-Shalat (Shalat). Disebut demikian karena surat ini dibaca pada setiap rakaat shalat. Di samping itu juga, karena ada sebuah hadits yang berbunyi:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: (( يقول الله تعالى: قسمت الصلاة بينى وبين عبدى نصفين)) [رواه مسلم]
Artinya: "Rasulullah saw bersabda: 'Allah berfirman: "Ash-Shalat (maksudnya surat al-Fatihah) dibagi di antara Aku dengan hambaKu menjadi dua bagian" (HR. Muslim).
10.  As-Su'al (meminta, do'a). Disebut demikian karena di dalam surat al-Fatihah terdapat ayat yang berisi permintaan dari hamba kepada Allah. Dalam sebuah hadits dikatakan:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((من شغله ذكرى عن سؤالى أعطيته أفضل ما أعطى السائلين)) [رواه الترمذى]
Artinya: "Rasulullah saw bersabda: "Barangsiapa yang selalu meminta kepadaKu dengan disertai berdzikir, maka Aku akan memberikan kepadanya yang lebih baik dari yang diberikan kepada mereka yang hanya meminta saja (tapi tidak disertai dengan berdzikir)" (HR. Turmudzi).
11.  Asy-Syukr (bersyukur). Disebut demikian karena di dalamnya berupa pujian kepada Allah atas segala karunia, kebaikan dan kemurahan yang telah diberikanNya. Pujian ini merupakan salah satu bentuk cara bersyukur.
12.  Ad-Du'a (doa). Disebut demikian karena di dalamnya tercantum doa: "Tunjukkanlah kami ke jalan yang lurus". [15]
Demikian di antara beberapa  nama surat al-Fatihah. Semua nama-nama ini menunjukkan keagungan dan kemuliaan dari surat al-Fatihah ini oleh karena itu wajar apabila Allah membuka firman-firmanNya dalam al-Qur'an dengan surat al-Fatihah. Apabila Allah saja memulai firmanNya dengan surat al-Fatihah, tentu kita sebagai manusia  yang lemah, sepatutunya memulai segala hal, baik memulai pengajian, percakapan, doa dan yang lainnya, dengan surat al-Fatihah ini.

Keutamaan surat al-Fatihah
Pada pembahasan di atas telah disebutkan di antara beberapa kelebihan dan keutamaan dari surat al-Fatihah ini. Pada sub bahasan kali ini, penulis sengaja mengetengahkannya kembali dengan harapan agar lebih jelas dan lebih terperinci.
Sebenarnya, keutamaan dan kelebihan dari surat al-Fatihah ini sangatlah banyak, seiring dengan banyaknya nama yang diberikan kepada surat ini. Di antara beberapa keistimewaan dan keutamaan surat al-Fatihah ini adalah:
1.      Surat al-Fatihah adalah surat yang tidak tercantum dalam kitab-kitab lainnya, selain hanya dalam al-Qur'an saja. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah saw berikut ini:
 عن أبي سعيد بن المعلى قال: كنت أصلى فدعانى رسول الله صلى الله عليه وسلم, فلم أجبه حتى صليت, فأتيته فقال: ((مامنعك أن تأتينى؟)) قلت: يا رسول الله, إنى كنت أصلى. قال: (( ألم يقل الله عز وجل: $pkšr'¯»tƒ z`ƒÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qç7ŠÉftGó$# ¬! ÉAqߧ=Ï9ur #sŒÎ) öNä.$tãyŠ $yJÏ9 öNà6ÍŠøtä ( (#þqßJn=ôã$#ur žcr& ©!$# ãAqçts šú÷üt/ ÏäöyJø9$# ¾ÏmÎ7ù=s%ur ÿ¼çm¯Rr&ur ÏmøŠs9Î) šcrçŽ|³øtéB ÇËÍÈ ثم قال: ((لأعلمنك أعظم سورة لم ينزل فى التوراة ولا فى الإنجيل, ولا فى الزبور, ولا فى الفرقان مثلها, ؟ قال: فأخذ بيدى, فلما أراد أن يخرج من المسجد, قلت: يا رسول الله, إنك قلت: لأعلمنك أعظم سورة فى القرآن. قال: ((والذى نفسى بيده ما أنزل فى التوراة, ولا فى الإنجيل ولا فى الزبور ولا فى الفرقان مثل هذه السورة وإنها السبع المثانى والقرآن العظيم)) [رواه البخارى]
Artinya: "Dari Abu Sa'id bin al-Ma'la berkata: "Ketika saya sedang shalat, tiba-tiba Rasulullah saw memanggilku, namun saya tidak menjawabnya sehingga saya selesai melakukan shalat. Lalu saya segera menemuinya". Rasulullah saw lalu bersabda: "Mengapa kamu tidak menjawab panggilanku tadi?" Aku menjawab: "Ya Rasulullah, saya tadi sedang shalat". Rasulullah saw kembali bersabda: "Bukankah Allah telah berfirman: 'Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, Ketahuilah bahwa Sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan Sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan".[16] Rasulullah saw kembali bersabda: "Saya akan mengajarkan kepada kamu surat yang paling mulia yang tidak diturunkan sebelumnya pada kitab Taurat, Injil, Zabur, dan juga tidak dalam al-Furqan". Abu Sa'id lalu berkata: "Lalu Rasulullah saw memegang tanganku. Ketika beliau hendak keluar dari mesjid, saya bertanya: "Ya Rasulullah saw, tadi Anda bersabda bahwa akan mengajarkan kepada saya surat yang agung  yang hanya diturunkan pada al-Qur'an saja". Rasulullah saw lalu bersabda: " Demi diriku yang berada dalam kekuasaanNya, tidak ada yang seperti surat ini yang diturunkan dalam kitab Taurat, Injil, Zabur, dan juga tidak terdapat dalam kitab al-Furqan. Sesungguhnya surat ini adalah surat as-Sab'ul Matsani dan al-Qur'an yang agung" (HR. Bukhari).
2.      Salah satu cahaya dari dua cahaya yang tidak diberikan kepada para Nabi sebelum Rasulullah saw, berdasarkan sabda Rasulullah saw di bawah ini:
عن ابن عباس قال: ((بينما جبريل قاعد عند النبي صلى الله عليه وسلم سمع نقيضا من فوق رأسه, فقال: هذا باب من السماء فتح اليوم لم يفتح قط إلا اليوم فنزل منه ملك: فقال: هذا ملك نزل إلى الأرض لم ينزل قط إلا اليوم فسلم وقال: أبشر بنورين أوتيتهما لم يؤتهما نبي قبلك فاتحة الكتاب, وخواتيم سورة البقرة لن تقرأ بحرف منها إلا أعطيته)) [رواه مسلم والنسائى]
Artinya: "Ibnu Abbas berkata: "Ketika Jibril duduk di samping Rasulullah saw, tiba-tiba terdengar suara dari atas kepalanya: 'Hari ini salah satu pintu langit dibukakan yang tidak pernah dibukakan sebelumnya, kecuali hari ini saja'. Lalu turun seorang malaikat sambil berkata: 'Ini ada seorang malaikat yang turun ke bumi, yang mana ia tidak pernah turun sebelumnya kecuali hari ini saja'. Malaikat itu lalu mengucapkan salam kepada Rasulullah saw sambil berkata: "Saya memberikan kabar gembira kepada kamu dengan turunnya dua cahaya yang kedua cahaya itu akan diberikan kepada kamu dan tidak pernah diberikan kepada para nabi sebelum kamu. Kedua cahaya itu adalah surat al-Fatihah dan akhir dari surat al-Baqarah, di mana tidak ada satu doa pun yang di sertai dengan bacaan surat al-Fatihah atau akhir surat al-Baqarah, kecuali aku akan memberikannya (akan mengabulkannya)" (HR. Muslim dan Nasai).
Hadits di atas juga menjadi dalil mengapa setiap kali selesai berdoa atau akan mengawali doa, sebaiknya dibacakan surat al-Fatihah. Karena, sekali lagi, doa tersebut besar kemungkinan untuk dikabulkan sebagaimana disebutkan dalam hadits di atas.
3.      Surat al-Fatihah sebagai obat, baik obat jasmani maupun rohani. Dalam bahasan sebelumnya telah penulis sebutkan bahwa Rasulullah saw pernah bersabda: "Surat al-Fatihah itu adalah obat dari segala racun" (HR. Bukhari). Bahkan, masih dalam hadits riwayat Imam Bukhari disebutkan kisah seorang sahabat yang menyembuhkan orang yang kemasukan jin, dengan jalan membacakan surat al-Fatihah di telinganya.
Dalam  riwayat lain juga disebutkan bahwa beberapa orang sahabat suatu hari melewati seorang wanita yang sedang menangis meraung-raung. Setelah ditanya sebabnya, ia menjawab bahwa suaminya kini sedang sekarat dan tidak ada yang dapat mengobatinya karena disengat ular berbisa. Lalu salah seorang sahabat tadi mengambil segelas air dan membacakan surat al-Fatihah ke dalamnya, lalu diminumkan kepada suaminya yang disengat ular tadi dan sebagiannya lagi diusapkan ke bagian lukanya itu. Dengan idzin Allah, laki-laki itu sembuh, dan sebagai rasa bahagianya, isterinya menghadiahkan tiga puluh ekor domba kepada sahabat tadi. Ketika ditanyakan kepada Rasulullah saw akan hal itu, Rasulullah saw menjawab: "Tidakkah kamu tahu kalau surat al-Fatihah itu adalah salah satu ayat ruqyah (ayat yang biasa dipakai untuk mengobati hal bathin".(HR. Bukhari).
Selain penyakit jasmani, surat al-Fatihah juga dapat mengobati penyakit-penyakit rohani.
4.      Surat al-Fatihah dapat meringankan seseorang dari siksa kelak. Imam Fakhruddin ar-Razi dalam Mafatihul Ghaibnya menukil sebuah riwayat yang berbunyi:[17]
عن حذيفة بن اليمان قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((إن القوم ليبعث الله عليهم العذاب حتما مقضيا فيقرأ صبي من صبيانهم فى المكتب [الحمد لله رب العالمين] فيسمعه الله تعالى فيرفع عنهم بسببه العذاب أربعين سنة))
Artinya: "Rasulullah saw bersabda: "Suatu kaum betul-betul akan disiksa oleh Allah, lalu tiba-tiba salah seorang dari putranya membaca surat al-Fatihah di rumahnya, dan Allah mendengar bacaan tersebut, maka Allah mengangkat siksa mereka karena bacaan surat al-Fatihah dari putra putrinya itu selama empat puluh tahun".
5.      Surat al-Fatihah juga merupakan bacaan efektif dan mujarab dalam berkomunikasi dengan Allah. Dalam sebuah hadits shahih disebutkan:
عن أبي هريرة قال: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: قال الله تعالى: قسمت الصلاة بينى وبين عبدى نصفين, ولعبدى ما سأل, فإذا قال العبد: الحمد لله رب العالمين, قال الله: حمدنى عبدى, فإذا قال: الرحمن الرحيم, قال الله: أثنى علي عبدى, فإذا قال: مالك يوم الدين, قال: مجدنى عبدى, فإذا قال: إياك نعبد وإياك نستعين, قال الله: هذا بينى وبين عبدى ولعبدى ما سأل, فإذا قال العبد: اهدنا الصراط المستقيم صراط الذين أنعمت عليهم غير المغضوب عليهم ولا الضالين, قال الله: هذا لعبدى ولعبدى ما سأل)) [رواه مسلم]
Artinya: Abu Hurairah berkata: "Saya mendengar Rasulullah saw bersabda: "Allah berfirman: "Aku membagi surat al-Fatihah antara Aku dengan hambaKu menjadi dua bagian. Bagi hambaKu adalah apa yang dipintanya. Apabila hambaKu membaca: "Alhamdulillahi rabbil 'alamiin", Allah berfirman: "HambaKu telah memujiKu". Apabila hamba membaca: "Ar-rahmanirrahiim", Allah berfirman: "HambaKu telah menyanjungKu". Apabila hamba membaca: "Maliki yaumiddin", Allah berfirman: "HambaKu telah mengagungkanKu". Apabila hamba membaca: "Iyyaka na'budu wa iyyaka  nasta'in", Allah berfirman: "Ini adalah antara Aku dan hambaKu. Bagi hambaKu adalah apa yang dimintanya". Apabila hamba membaca: "Ihdinas shirathal mustaqim, shiratalladzina an'amta 'alaihim ghairil maghdubi 'alaihim waladdhalliin", Allah berfirman: "Ini untuk hambaKu, dan bagi hambaKu adalah apa yang dimintanya" (HR. Muslim). 
Demikian di antara beberapa keutamaan dan keistimewaan dari surat al-Fatihah ini. Sekali lagi keutamaan-keutamaan yang telah disebutkan di atas hanyalah sebagian kecilnya saja. Masih banyak keutamaa-keutamaan lainnya dari surat al-Fatihah ini.

Rahasia tujuh ayat surat al-Fatihah
Allah tidaklah menciptakan sesuatu dengan sia-sia, tanpa makna dan rahasia. Tidak ada satupun hal yang Allah ciptakan atau yang Allah susun kecuali terkandung makna dan rahasia di baliknya. Surat al-Fatihah termasuk salah satunya. Banyak rahasia yang terkandung dalam surat al-Fatihah ini, mulai dari segi jumlah ayatnya, susunannya, sampai isi kandungannya. Semua rahasia ini mencoba digali dan dipelajari  oleh para ulama. Di antara hasil galian para ulama ini akan penulis paparkan di bawah ini.
Pertanyaan pertama, mengapa Allah meletakkan surat al-Fatihah dalam tujuh ayat? Mengapa tidak lima ayat atau sepuluh ayat saja? Tentu ada rahasianya.
Angka tujuh dalam ajaran Islam adalah 'angka keramat' dalam pengertian angka yang paling banyak digunakan. Ibnu Qayyim al-Jauziyyah dalam bukunya Zadul Ma'ad mencoba mengungkap rahasia angka tujuh ini dengan mengatakan bahwa angka tujuh adalah angka spersial karena banyak dipergunakan. Di antara kekhususan angka tujuh ini, lanjut Ibnu Qayyim, adalah:
1.      Allah menciptakan langit sebanyak tujuh lapis
2.      Bumi juga tujuh lapis
3.      Manusia, bentuknya menjadi sempurna dalam tujuh fase perkembangan
4.      Allah mensyariatkan Thawaf mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh putaran
5.      Demikian juga, Allah memerintahkan pelaksanaan Sa'i sebanyak tujuh balikan
6.      Melempar Jumrah ketika ibadah Haji pun sebanyak tujuh kali-tujuh kali lemparan
7.      Jumlah takbir dalam shalat Idul Adha atau Idul Fitri pada rakaat pertama sebanyak tujuh kali
8.      Rasulullah saw memerintahkan para orang tua agar menyuruh anaknya untuk melakukan shalat wajib sejak usia tujuh tahun
9.      Seorang anak berhak menentukan pilihannya apakah akan ikut dengan ayahnya atau dengan ibunya ketika sudah berusia tujuh tahun
10.  Ketika Rasulullah sakit, beliau memerintahkan Fatimah, putrinya, untuk mengguyurkan air ke tubuh beliau sebanyak tujuh bejana, tujuh wadah
11.  Allah menundukkan angin kepada kaum 'Ad selama tujuh malam
12.  Allah mengumpamakan balasan sedekah seseorang dengan satu biji yang masing-masing biji ada tujuh tangkai
13.  Jumlah sapi gemuk dan kurus yang dita'bir mimpinya oleh Nabi Yusuf berjumlah tujuh ekor
14.  Pahala sedekah akan dilipatgandakan menjadi tujuh ratus lipatan bahkan lebih
15.  Ummat Rasulullah saw yang akan masuk surga tanpa dihisab sebanyak tujuh puluh ribu orang
16.  Aqiqah (memotong kambing bagi bayi yang baru lahir) dilakukan pada hari ketujuh
17.  Bejana yang dijilat anjing, dicuci sebanyak tujuh kali cucian
18.  Anggota sujud  yang harus ditundukkan kepada Allah ketika sujud sebanyak tujuh anggota
19.  Al-Qur'an diturunkan dalam tujuh huruf
20.  Hewan binatang yang boleh dibunuh sebagaimana tertuang dalam hadits sebanyak tujuh jenis.
21.  Golongan yang akan mendapatkan naungan kelak pada hari Kiamat di mana tidak ada naungan selain naungan dari Allah sebanyak tujuh golongan.
Demikian di antara rahasia angka tujuh dalam ajaran Islam yang sarat dengan rahasia, sekaligus sebagai salah satu rahasia mengapa Allah menjadikan surat al-Fatihah ini sebanyak tujuh ayat.
Selain rahasia-rahasia angka tujuh seperti yang telah diutarakan Ibnu Qayyim di atas, Imam al-Qurthubi juga mencoba menggali rahasia lain dengan mengatakan bahwa dengan menyusun surat al-Fatihah sebanyak tujuh ayat ini, juga karena pintu neraka itu berjumlah tujuh buah, sebagaimana firman Allah di bawah ini:
¨bÎ)ur tL©èygy_ öNèdßÏãöqyJs9 tûüÏèuHødr& ÇÍÌÈ $olm; èpyèö7y 5>ºuqö/r& Èe@ä3Ïj9 5>$t/ öNåk÷]ÏiB Öä÷ã_ ìQqÝ¡ø)¨B ÇÍÍÈ
Artinya: "Dan Sesungguhnya Jahannam itu benar-benar tempat yang Telah diancamkan kepada mereka (pengikut-pengikut syaitan) semuanya. Jahannam itu mempunyai tujuh pintu. tiap-tiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan yang tertentu dari mereka".[18]
Imam al-Qurthubi lalu mengatakan: "Surat al-Fatihah pun berjumlah tujuh ayat, barangsiapa yang membaca ketujuh ayat di atas dengan penuh hati ikhlas, maka ketujuh pintu neraka tadi akan ditutup oleh Allah".[19]
Penggalian rahasia mengapa surat al-Fatihah ini tujuh ayat, juga dilakukan oleh Imam ar-Razi. Dalam at-Tafsir al-Kabirnya beliau mengatakan bahwa apabila jumlah ayat surat al-Fatihah ini ada tujuh ayat, maka dari dua puluh delapan huruf Hijaiyyah, surat al-Fatihah tidak memuat hanya tujuh huruf saja. Tidak memuatnya tujuh huruf ini lantaran ke tujuh huruf ini umumnya merupakan huruf awal atau menunjukkan kepada makna siksaan dan kehinaan.[20] Oleh karena itu, Allah swt, seolah hendak mengatakan dengan tidak dicantumkannya ketujuh huruf hijaiyyah ini, bahwa semoga mereka yang membaca surat al-Fatihah ini akan terhindar dari siksaan dan celaan baik di dunia maupun di akhirat. Ketujuh huruf hijaiyyah yang tidak tercantum dalam surat al-Fatihah ini adalah huruf-huruf tsa, jim, kha', zay, syin, zha dan fa   (ث, ج, خ, ز, ش, ظ, ف).
Huruf tsa tidak tercantum dalam surat al-Fatihah karena merupakan huruf pertama dari kata Tsubura yang berarti kebinasaan sebagaimana firman Allah di bawah ini:
žw (#qããôs? tPöquø9$# #Yqç6èO #YÏnºur (#qãã÷Š$#ur #Yqç6èO #ZŽÏVŸ2 ÇÊÍÈ
Artinya: "(akan dikatakan kepada mereka): "Jangan kamu sekalian mengharapkan satu kebinasaan, melainkan harapkanlah kebinasaan yang banyak".[21]
Huruf  jim juga tidak dimuat lantaran merupakan huruf pertama dari neraka yang paling dahsyat siksanya yaitu Jahannam, sebagaimana firman Allah:
¨bÎ)ur tL©èygy_ öNèdßÏãöqyJs9 tûüÏèuHødr& ÇÍÌÈ
Artinya: "Dan Sesungguhnya Jahannam itu benar-benar tempat yang Telah diancamkan kepada mereka (pengikut-pengikut syaitan) semuanya".[22]
Huruf Kha' juga tidak tercantum dalam surat al-Fatihah karena merupakan huruf pertama dari kata al-Khizyi yang artinya kerendahan, kehinaan, sebagaimana firmanNya:
¨bÎ) y÷Ïø9$# tPöquø9$# uäþq¡9$#ur n?tã tûï͍Ïÿ»x6ø9$# ÇËÐÈ
Artinya: "Sesungguhnya kehinaan dan azab hari Ini ditimpakan atas orang-orang yang kafir".[23]
Huruf  zay dan syin juga sengaja Allah tidak cantumkan dalam surat al-Baqarah karena masing-masing merupakan huruf pertama dari kata zafir yang berarti teriakan dan kata syahiq yang berarti rintihan  sebagaimana firmanNya:
$¨Br'sù tûïÏ%©!$# (#qà)x© Å"sù Í$¨Z9$# öNçlm; $pkŽÏù ׎Ïùy î,Îgx©ur ÇÊÉÏÈ 
Artinya: "Adapun orang-orang yang celaka, Maka (tempatnya) di dalam neraka, di dalamnya mereka mengeluarkan dan menarik nafas (dengan merintih)".[24]
Huruf zay juga sengaja tidak dicantumkan lantaran merupakan huruf pertama dari kata Zaqum yang berarti nama buah sebagai makanan penghuni neraka yang tumbuh di dasar neraka, di mana apabila buah tersebut dimakan, maka seluruh kulit dan dagingnya akan terkelupas saking panasnya. Hal ini sebagaimana firmanNya:
žcÎ) |Ntyfx© ÏQq%¨9$# ÇÍÌÈ ãP$yèsÛ ÉOŠÏOF{$# ÇÍÍÈ
Artinya: "Sesungguhnya pohon zaqqum itu, Makanan orang yang banyak berdosa".[25]
Huruf zha juga tidak dicantumkan karena merupakan salah satu huruf dari kata Lazha yang berarti api yang menyala-nyala sebagaimana firmanNya:
Hxx. ( $pk¨XÎ) 4sàs9 ÇÊÎÈ Zptã#¨tR 3uq¤±=Ïj9 ÇÊÏÈ
Artinya: "Sekali-kali tidak dapat, Sesungguhnya neraka itu adalah api yang bergolak, Yang mengelupas kulit kepala".[26]
Terakhir, surat al-Fatihah juga tidak memuat huruf  fa' karena merupakan huruf pertama dari kata al-Firaq yang berarti perpisahan, tidak mendapatkan pertolongan sebagaimana firmanNya:
tPöqtƒur ãPqà)s? èptã$¡¡9$# 7Í´tBöqtƒ šcqè%§xÿtGtƒ ÇÊÍÈ
Artinya: "Dan pada hari terjadinya kiamat, di hari itu mereka (manusia) bergolong-golongan".[27]
Mengakhir ulasannya, Imam ar-Razi mengatakan: "Barangsiapa yang membaca surat al-Fatihah dengan keikhlasan, mengimaninya serta mengetahui rahasia kandungannya, maka ia akan selamat dari tujuh pintu siksa neraka Jahannam kelak".[28] 

Rahasia di balik kandungan makna surat al-Fatihah
Di atas telah sama-sama kita bahas rahasia mengapa surat al-Fatihah hanya tujuh ayat. Dari pemaparan di atas, nampak rahasia yang sangat dalam yang hendak Allah tanamkan melalui surat al-Fatihah ini. Pada bahasan di bawah ini, penulis akan mencoba melihat rahasia surat al-Fatihah ini dari sisi lain, dasi sisi kandungan maknanya.
Para ulama juga berpendapat bahwa surat al-Fatihah ini memuat sepuluh sifat; lima sifat termasuk sifat Allah, dan lima lagi sifat manusia. Lima sifat Allah yang termuat dalam surat al-Fatihah adalah:
1.      Allah, misalnya tercantum dalam ayat pertama:
ÉOó¡Î0 «!$# Ç`»uH÷q§9$# ÉOŠÏm§9$# ÇÊÈ
2.      Ar-Rabb (Maha Pemelihara), seperti termuat dalam ayat kedua:
ßôJysø9$# ¬! Å_Uu šúüÏJn=»yèø9$# ÇËÈ
3.      Ar-rahmaan (Maha Kasih), seperti dalam ayat ketiga:
Ç`»uH÷q§9$# ÉOŠÏm§9$# ÇÌÈ
4.      Ar-Rahiim (Maha Sayang), seperti dalam ayat ketiga:
Ç`»uH÷q§9$# ÉOŠÏm§9$# ÇÌÈ
5.      Al-Malik (Maha Raja pada hari pembalasan), seperti tercantum dalam ayat keempat:
Å7Î=»tB ÏQöqtƒ ÉúïÏe$!$# ÇÍÈ
Sedangkan lima sifat manusia yang tertera dalam surat al-Fatihah ini adalah:
1.      Ubudiyyah (beribadah, tunduk, mengabdi) sebagaimana termuat dalam ayat keempat:
x$­ƒÎ) ßç7÷ètR y$­ƒÎ)ur ÚúüÏètGó¡nS ÇÎÈ
2.      Isti'anah (memohon perlindungan), sebagaimana dalam ayat keempat:
x$­ƒÎ) ßç7÷ètR y$­ƒÎ)ur ÚúüÏètGó¡nS ÇÎÈ
3.      Thalabul Hidayah (meminta petunjuk), sebagaimana dalam ayat  keenam:
$tRÏ÷d$# xÞºuŽÅ_Ç9$# tLìÉ)tGó¡ßJø9$# ÇÏÈ
4.      Thalabul Istiqamah (meminta keteguhan keyakinan dan pendirian), seperti tertuang dalam ayat terakhir:
xÞºuŽÅÀ tûïÏ%©!$# |MôJyè÷Rr& öNÎgøn=tã ÎŽöxî ÅUqàÒøóyJø9$# óOÎgøn=tæ Ÿwur tûüÏj9!$žÒ9$# ÇÐÈ
5.      Thalabun Ni'mah (memohon nikmat), seperti dalam ayat ketujuh juga:
xÞºuŽÅÀ tûïÏ%©!$# |MôJyè÷Rr& öNÎgøn=tã
Keliima sifat Allah ini sesuai dengan lima sifat manusia:
1.      Sifat Ubudiyyah sesuai dengan sifat Allah, seolah dikatakan: "Hanya kepadaMu kami beribadah, karena Eukau adalah Allah yang harus disembah".
2.      Sifat Isti'anah sesuai dengan sifat ar-Rabb, seolah dikatakan: "Hanya kepadaMu kami memohon pertolongan, karena Eukau adalah Rabb (Tuhan yang mengatur dan memelihara)".
3.      Sifat Thalabul Hidayah sesuai dengan sifat ar-Rahman (Maha Kasih), seolah dikatakan: "Tunjukkan kami ke jalan yang lurus, karena Eukau Maha Rahman (Maha Kasih)".
4.      Sifat Thalabul Istiqamah sesuai dengan sifat ar-Rahim (Maha Penyayang), seolah dikatakan: "Berikan kepada kami keteguhan berupa jalan orang-orang yang Eukau berikan kenikmatan, bukan jalan orang-orang yang Eukau benci atau Eukau sesatkan karena Eukau Maha Rahim (Maha Sayang)".
5.      Sifat Thalabun ni'mah sesuai dengan sifat al-Malik (Yang Menguasai, Merajai), seolah dikatakan: "Berikan kepada kami jalan yang lurus yaitu jalannya orang-orang yang Eukau beri nikmat, karena Eukau adalah Tuhan Yang Merajai hari akhir".
Selain itu, manusia juga terdiri dari lima unsur yang kelima unsur tersebut harus dapat ditundukkan dan ditaklukkan agar manusia mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat:
1.      Badan (anggota tubuhnya)
2.      Nafsuhus Syaithaniyyah (dirinya yang cenderung mengikuti syaitan)
3.      Nafsuhus Syahwaniyyah (nafsu syahwatnya)
4.      Nafsuhul Ghadabiyyah (nafsu yang cenderung untuk cepat marah)
5.      Aqli (akal pikirannya).
Kelima unsur yang terdapat pada diri manusia ini juga dapat ditundukkan dengan lima sifat Allah yang tertera dalam surat al-Fatihah di atas:
1.      Tubuh atau badan manusia sifatnya keras dan kasar. Maka ia harus ditundukkan dengan sesuatu  yang lebih keras, dengan jalan diberikan rasa takut akan datangnya sesuatu yang lebih kasar dan lebih keras sehingga dengan demikian, kekerasan tubuhnya ini berubah menjadi lemah dan tunduk  untuk melaksanakan perintah-perintah Allah dan menjauhi segala laranganNya. Sifat Allah yang dapat menundukkan keras dan kasarnya anggota tubuh manusia ini adalah sifat al-Malik (Yang merajai pada hari pembalasan kelak).
2.      Kecenderungan manusia untuk mengikuti syaithan (Nafsuhus Syaithaniyyah) juga dapat ditundukkan dengan jalan banyak berbuat baik dan kebaikan yang berupakan nilai penjelmaan dari sifat ar-Rabb, sehingga dengan demikian ia akan meninggalkan segala bentuk kemaksiatannya dan berbalik untuk selalu taat kepada Allah.
3.      Kecenderungan syahwat binatangnya juga dapat ditundukkan dengan sifat ar-Rahim (Maha Sayang), bahwa Allah Maha sayang kepada semua makhluknya. Oleh karena itu, tidaklah pantas manusia yang lemah ini untuk berbuat mengumbar syahwatnya, karena Allah yang serba Maha saja maha sayang kepada semua makhlukNya. Dengan demikian, tumbuh rasa cinta, sayang dan tidak mengumbar kecenderungan syahwatnya itu.
4.      Nafsu untuk selalu marah dan bertindak buas juga dapat ditutup dengan sifat ar-Rahman, bahwa Allah Maha Kasih kepada seluruh makhlukNya. Apabila Allah yang serba Maha ini Maha Kasih kepada seluruh makhlukNya, maka alangkah sangat tidak pantas manusia yang lemah ini untuk bertindak mengumbar kemarahan dan tindakan buasnya.
5.      Akal manusia yang kadang 'nakal' juga dapat ditundukkan dengan nama Allah, bahwa manusia harus ingat di atas dunia ini banyak hal yang tidak dapat diukur oleh akal manusia. Karena itu, akal bukanlah  Penghukum segala sesuatu, karena ia sangat terbatas dan sempit. Karena akal adalah sesuatu yang terbatas, maka ia harus tunduk kepada Yang Tidak Pernah Terbatas yakni Allah. Dengan demikian, akal akan selalu tunduk di bawah kekuasaan Allah, bukan sebaliknya. Dalam al-Qur'an misalnya dikatakan: "Ingatlah dengan jalan mengingat Allah, hati dan pikiran akan tenang" (QS. Ar-Ra'du ayat 28).
Mengapa dalam surat al-Fatihah hanya memuat lima sifat Allah saja sebagaimana disebutkan di atas? Tentu jawabannya, ada rahasia dan makna yang terselubung. Di antaranya adalah seperti yang telah penulis utarakan di atas. Selain hal di atas, rahasia lainnya mengapa hanya ada lima sifat Allah yang tertuang dalam surat al-Fatihah ini adalah bahwa Islam dibangun dalam lima dasar kuat (rukun Islam). Kelima unsur Islam tersebut adalah:
1.      Syahadat, kesaksian, bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusanNya. Apabila diperhatikan dengan seksama, aspek syahadat ini merupakan penjelmaan dari nama Allah. Bahwa dengan syahadat ini, Allah hendak menguatkan bahwa ingat dengan Tuhan kalian manusia yang telah menjadikan dan menciptakan kalian beserta seluruh alam ini, yakni Allah. Mengenal Allah adalah pokok pertama yang harus diketahui oleh seseorang yang baru masuk Islam. Oleh karena itu, orang yang akan masuk Islam diharuskan mengucapkan dua kalimah syahadat, sebagai pengajaran dan pelajaran bahwa Tuhannya itu adalah Allah. Bahkan, bukan hanya mereka yang baru masuk Islam. Seorang muslim yang sudah lama dengan Islamnya pun tetap harus selalu mengingat Allah, makanya dalam setiap hari minimal ia menyebutnya sepuluh kali, yakni ketika shalat wajib ketika tahiyyat awal dan tahiyyat akhir.
2.      Mendirikan shalat.  Apabila diperhatikan, shalat juga merupakan penjelmaan dari sifat ar-Rabb. Kata ar-Rabb terbuat dari kata at-tarbiyyah yang artinya pendidikan dan pelatihan. Manusia harus melatih, mendidik keimanannya dengan jalan melaksanakan shalat. Shalat adalah upaya untuk melatih keimanan seseorang agar lebih mantap bahwa Allah itu adalah ar-Rabb, Tuhan yang wajib disembah. Karena shalat merupakan pelatihan dan pendidikan bagi keimanannya, maka dalam ajaran Islam, harus dilakukan minimal sehari semalam lima kali.
3.      Mengeluarkan zakat merupakan penjelmaan dari sifat ar-Rahman (Maha Pengasih). Dengan berzakat, hakikatnya melatih manusia untuk lebih menumbuhkan rasa kasihnya dengan sesama muslim lainnya yang membutuhkan pertolongan dan bantuan (fakir miskin). Dengan sering dikeluarkannya zakat, ajaran Islam bertujuan agar aspek kasihnya makin terasah dan mantap.
4.      Puasa pada bulan Ramadhan merupakan penjelmaan dari sifat ar-Rahim (Maha Sayang). Dengan berpuasa  pada bulan Ramadhan, manusia dilatih untuk lebih menumbuhkan rasa sayangnya kepada sesama manusia lain. Dengan tidak makan dan minum seharian penuh, tentu diharapkan agar tumbuh rasa sayang kepada sesamanya yang boleh jadi rasa laparnya itu bukan sebulan sekali dalam setahun saja, akan tetapi tiap hari dan tiap detik. Dengan merasakan rasa lapar itu, maka diharapkan tumbuh rasa sayang kepada sesama, sayang untuk membantu, menolong dan memberikan hak-haknya.
5.      Menunaikan ibadah haji. Dengan ibadah haji ini adalah penjelmaan dari sifat al-Malik (Yang Merajai pada hari kiamat). Karena, orang yang melakukan ibadah haji, hakikatnya adalah sedang berziarah ke alam akhirat. Ia pergi meninggalkan tempat tinggalnya, meninggalkan putra putri dan keluarganya juga meninggalkan seluruh hartanya. Pakaian, jabatan dan kedudukannya pun turut dilepaskan. Yang menempel pada dirinya hanyalah dua helai kain putih sebagai simbol kematian, kain kafan. Tidak boleh memakai wangi-wangian, tidak boleh menggunting kuku, tidak boleh itu dan ini, karena hakikatnya ia sedang mati, dan sebagaimana layaknya orang mati, tidak dapat bergerak, tidak dapat memotong kuku dan lainnya. Orang yang ibadah haji juga dilarang untuk bersepatu gagah, bersendal mewah, ia harus datang dengan kaki 'telanjang' tidak beralaskan. Kalau pun memakai alas kaki, tidak boleh menutup mata kakinya. Semua ini adalah gambaran dari hari kiamat kelak. Dengan ibadah haji ini, manusia diasah untuk lebih mengingat bahwa Allah itu al-Malik, yang menguasai dan merajai pada hari kiamat kelak, karenanya tidak boleh sombong dan tidak boleh berbuat sekehendak hatinya.

Panca indera manusiapun ada lima
Selain rahasia di atas, rahasia lainnya dari lima sifat Allah dalam surat al-Fatihah ini adalah
Bahwa panca indera manusia pun ada lima.
1.      Penglihatan (al-bashar), sebagaimana firmanNya:
(#rçŽÉ9tFôã$$sù Í<'ré'¯»tƒ ̍»|Áö/F{$# ÇËÈ
Artinya: "Maka ambillah (Kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, Hai orang-orang yang mempunyai penglihatan".[29]
2.      Pendengaran (as-sam'u), sebagaimana firmanNya:
tûïÏ%©!$# tbqãèÏJtFó¡o tAöqs)ø9$# tbqãèÎ6­Fusù ÿ¼çmuZ|¡ômr& 4 y7Í´¯»s9'ré& tûïÏ%©!$# ãNßg1yyd ª!$# ( y7Í´¯»s9'ré&ur öNèd (#qä9'ré& É=»t7ø9F{$#
Artinya: "Yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. mereka Itulah orang-orang yang Telah diberi Allah petunjuk dan mereka Itulah orang-orang yang mempunyai akal". [30]
3.      Rasa (adz-dzauq), sebagaimana firmanNya:
$pkšr'¯»tƒ ã@ߍ9$# (#qè=ä. z`ÏB ÏM»t6Íh©Ü9$# (#qè=uHùå$#ur $·sÎ=»|¹ ( ÎoTÎ) $yJÎ/ tbqè=yJ÷ès? ×LìÎ=tæ ÇÎÊÈ
Artinya:  "Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang saleh. Sesungguhnya Aku Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan".[31]
4.      Penciuman (asy-syamm), sebagaimana firmanNya:
$£Js9ur ÏMn=|Ásù 玍Ïèø9$# š^$s% öNèdqç/r& ÎoTÎ) ßÅ_V{ yxƒÍ y#ßqム( Iwöqs9 br& ÈbrßÏiZxÿè? ÇÒÍÈ
Artinya: "Tatkala kafilah itu Telah ke luar (dari negeri Mesir) Berkata ayah mereka: "Sesungguhnya Aku mencium bau Yusuf, sekiranya kamu tidak menuduhku lemah akal (tentu kamu membenarkan aku)".[32]
5.      Sentuhan (al-lams), sebagaimana firmanNya:
tûïÏ%©!$#ur öNèd öNÎgÅ_rãàÿÏ9 tbqÝàÏÿ»ym ÇÎÈ
Artinya: "Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya".[33]
Dengan menyebut hanya lima sifat Allah dalam surat al-Fatihah ini, disesuaikan dengan panca indera manusia yang lima ini. Dengan demikian, lima sifat Allah ini dapat menjaga panca indera, sekaligus dapat menepis segala madarat dan hal-hal negatif yang akan menimpa panca indera ini, tentunya apabila kelima sifat Allah dimaksud dipahami arti dan maksudnya dengan baik.

Surat-surat dalam al-Qur'an yang diawali dengan kata al-hamdu pun ada lima surat
Rahasia lainnya mengapa dalam surat al-Fatihah ini Allah hanya membubuhkan lima sifat ketuhanan saja, adalah karena, ternyata surat-surat dalam al-Qur'an yang ayat pertamanya menggunakan kata al-hamdu lillah juga ada lima surat.
1.      Surat al-An'am diawali dengan ayat:
ßôJptø:$# ¬! Ï%©!$# t,n=y{ ÏNºuq»yJ¡¡9$# uÚöF{$#ur Ÿ@yèy_ur ÏM»uHä>à9$# uqZ9$#ur ( ¢OèO tûïÏ%©!$# (#rãxÿx. öNÍkÍh5tÎ/ šcqä9Ï÷ètƒ
Artinya: "Segala puji bagi Allah yang Telah menciptakan langit dan bumi dan mengadakan gelap dan terang, namun orang-orang yang kafir mempersekutukan (sesuatu) dengan Tuhan merekah".[34]
2.      Surat al-Kahfi yang ayat pertamanya berbunyi:
ß÷Kptø:$# ¬! üÏ%©!$# tAtRr& 4n?tã ÍnÏö7tã |=»tGÅ3ø9$# óOs9ur @yèøgs ¼ã&©! 2%y`uqÏã ÇÊÈ
Artinya: "Segala puji bagi Allah yang Telah menurunkan kepada hamba-Nya Al Kitab (Al-Quran) dan dia tidak mengadakan kebengkokan di dalamnya".[35]
3.      Surat Saba:
ßôJptø:$# ¬! Ï%©!$# ¼çms9 $tB Îû ÏNºuq»yJ¡¡9$# $tBur Îû ÇÚöF{$# ã&s!ur ßôJptø:$# Îû ÍotÅzFy$# 4 uqèdur ÞOŠÅ3ptø:$# 玍Î7sƒø:$# ÇÊÈ
Artinya: "Segala puji bagi Allah yang memiliki apa yang di langit dan apa yang di bumi dan bagi-Nya (pula) segala puji di akhirat. dan Dia-lah yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui".[36]
4.      Surat Fatir:
ßôJptø:$# ¬! ̍ÏÛ$sù ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur È@Ïã%y` Ïps3Í´¯»n=yJø9$# ¸xßâ þÍ<'ré& 7pysÏZô_r& 4oY÷V¨B y]»n=èOur yì»t/âur 4 ߃Ìtƒ Îû È,ù=sƒø:$# $tB âä!$t±o 4 ¨bÎ) ©!$# 4n?tã Èe@ä. &äóÓx« ֍ƒÏs% ÇÊÈ
Artinya: "Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu".[37]
5.      Surat al-Fatihah:
ßôJysø9$# ¬! Å_Uu šúüÏJn=»yèø9$# ÇËÈ
Artinya: "Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam".[38]

Para penghuni surga pun mengucapkan kata al-hamdu dalam lima tempat
Rahasia lainnya mengapa hanya lima sifat ini adalah karena para penghuni surga juga mengucapkan kata al-hamdu lillah dalam lima tempat:
1.      Selamat dari siksa, sebagaimana firmanNya:
#sŒÎ*sù |M÷ƒuqtGó$# |MRr& `tBur y7tè¨B n?tã Å7ù=àÿø9$# È@à)sù ßôJptø:$# ¬! Ï%©!$# $oY9¤ftR z`ÏB ÏQöqs)ø9$# tûüÏJÎ=»©à9$# ÇËÑÈ  
Artinya: "Apabila kamu dan orang-orang yang bersamamu Telah berada di atas bahtera itu, Maka ucapkanlah: "Segala puji bagi Allah yang Telah menyelamatkan kami dari orang-orang yang zalim".[39]
2.      Setelah melewati jembatan (ash-shirat) dengan selamat kelak:
(#qä9$s%ur ßôJptø:$# ¬! üÏ%©!$# |=ydøŒr& $¨Ytã tbtptø:$# ( žcÎ) $uZ­/u Öqàÿtós9 îqä3x© ÇÌÍÈ
Artinya: "Dan mereka berkata: "Segala puji bagi Allah yang Telah menghilangkan duka cita dari kami. Sesungguhnya Tuhan kami benar-benar Maha Pengampum lagi Maha Mensyukuri".[40]
3.      Ketika dicuci di air kehidupan dan ketika melihat surga:
$uZôãttRur $tB Îû NÏdÍrßß¹ ô`ÏiB 9e@Ïî ̍øgrB `ÏB ãNÍkÉJøtrB ㍻pk÷XF{$# ( (#qä9$s%ur ßôJptø:$# ¬! Ï%©!$# $uZ1yyd #x»ygÏ9 $tBur $¨Zä. yÏtFöks]Ï9 Iwöqs9 ÷br& $uZ1yyd ª!$# ( ôs)s9 ôNuä!%y` ã@ßâ $uZÎn/u Èd,ptø:$$Î/ ( (#ÿrߊqçRur br& ãNä3ù=Ï? èp¨Yyfø9$# $ydqßJçGøOÍré& $yJÎ/ óOçGYä. tbqè=yJ÷ès? ÇÍÌÈ
Artinya: "Dan kami cabut segala macam dendam yang berada di dalam dada mereka; mengalir di bawah mereka sungai-sungai dan mereka berkata: "Segala puji bagi Allah yang Telah menunjuki kami kepada (surga) ini. dan kami sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk kalau Allah tidak memberi kami petunjuk. Sesungguhnya Telah datang rasul-rasul Tuhan kami, membawa kebenaran." dan diserukan kepada mereka: "ltulah surga yang diwariskan kepadamu, disebabkan apa yang dahulu kamu kerjakan.".[41]
4.      Ketika masuk ke dalam surga:
(#qä9$s%ur ßôJysø9$# ¬! Ï%©!$# $oYs%y|¹ ¼çnyôãur $uZrOu÷rr&ur uÚöF{$# é&§qt7oKtR šÆÏB Ïp¨Zyfø9$# ß]øŠym âä!$t±nS ( zN÷èÏYsù ãô_r& tû,Î#ÏJ»yèø9$# ÇÐÍÈ
Artinya: "Dan mereka mengucapkan: "Segala puji bagi Allah yang Telah memenuhi janji-Nya kepada kami dan Telah (memberi) kepada kami tempat Ini sedang kami (diperkenankan) menempati tempat dalam syurga di mana saja yang kami kehendaki; Maka syurga Itulah sebaik-baik balasan bagi orang-orang yang beramal".[42]
5.      Ketika sudah menetap di dalam surga:
öNßg1uqôãyŠ $pkŽÏù šoY»ysö6ß §Nßg¯=9$# öNåkçJ§ÏtrBur $pkŽÏù ÖN»n=y 4 ãÅz#uäur óOßg1uqôãyŠ Èbr& ßôJptø:$# ¬! Éb>u šúüÏJn=»yèø9$# ÇÊÉÈ
Artinya: "Do'a mereka di dalamnya ialah: "Subhanakallahumma", dan salam penghormatan mereka ialah: "Salam". dan penutup doa mereka ialah: "Alhamdulilaahi Rabbil 'aalamin".[43]
Demikian di antara rahasia mengapa Allah dalam surat al-Fatihah ini hanya mencantumkan lima sifatnya saja yakni Allah, ar-Rabb, ar-Rahmaan, ar-Rahiim dan al-Malik.

Ucapan al-hamdulillah juga merupakan ucapan para Nabi ketika mendapatkan kenikmatan
Kalimat al-hamdulillah adalah kalimat penting dalam surat al-Fatihah. Saking pentingnya kalimat ini, sebagian ulama memberikan nama lain surat al-Fatihah ini dengan surat al-hamdu sebagaimana telah penulis sampaikan di atas. Mengingat pentingnya kalimat al-hamdu ini, para Nabi sebelum Nabi Muhammad pun ketika mendapatkan kenikmatan, tidak pernah lupa untuk mengucapkan al-hamdulillah. Untuk lebih jelasnya berikut ucapan para Nabi dimaksud yang terekam dalam al-Qur'an:
1.      Nabi Adam as. Nabi  yang pertama kali mengucapkan kalimat alhamdulillah (segala puji bagi Allah) adalah Nabi Adam as. Imam ar-Razi dalam Tafsir Mafatihul Ghaibnya menuturkan sebuah riwayat bahwa ketika Nabiyullah Adam as bersin, maka ucapan yang pertama kali keluar dari lisannya adalah ucapan alhamdulillah (segala puji bagi Allah).
2.      Nabi Nuh as, ketika sudah selamat dari banjir bah yang sangat besar dan sampai di daratan, kata pertama yang keluar juga ucapan alhamdulillah, sebagaimana terekam dalam firmanNya:
#sŒÎ*sù |M÷ƒuqtGó$# |MRr& `tBur y7tè¨B n?tã Å7ù=àÿø9$# È@à)sù ßôJptø:$# ¬! Ï%©!$# $oY9¤ftR z`ÏB ÏQöqs)ø9$# tûüÏJÎ=»©à9$# ÇËÑÈ
Artinya: "Apabila kamu dan orang-orang yang bersamamu Telah berada di atas bahtera itu, Maka ucapkanlah: "Segala puji bagi Allah yang Telah menyelamatkan kami dari orang-orang yang zalim".[44]
3.      Nabi Ibrahim as ketika diberikan putra, Nabi Ismail dan Ishak, juga mengucapkan kalimat alhamdulillah, sebagaimana firmanNya:
ßôJysø9$# ¬! Ï%©!$# |=ydur Í< n?tã ÎŽy9Å3ø9$# Ÿ@Ïè»yJóÎ) t,»ysóÎ)ur 4 ¨bÎ) În1u ßìÏJ|¡s9 Ïä!$tã$!$# ÇÌÒÈ
Artinya: "Segala puji bagi Allah yang Telah menganugerahkan kepadaku di hari tua (ku) Ismail dan Ishaq. Sesungguhnya Tuhanku, benar-benar Maha mendengar (memperkenankan) doa".[45]
4.      Nabi Daud dan Nabi Sulaiman as ketika Allah menunundukkan jin, manusia dan memberikannya kekuasaan, juga kalimat yang pertama keluar adalah ucapan alhamdulillah, sebagaimana firmanNya:
ôs)s9ur $oY÷s?#uä yŠ¼ãr#yŠ z`»yJøn=ßur $VJù=Ïã ( Ÿw$s%ur ßôJptø:$# ¬! Ï%©!$# $uZn=žÒsù 4n?tã 9ŽÏWx. ô`ÏiB ÍnÏŠ$t7Ïã tûüÏZÏB÷sßJø9$# ÇÊÎÈ
Artinya: "Dan Sesungguhnya kami Telah memberi ilmu kepada Daud dan Sulaiman; dan keduanya mengucapkan: "Segala puji bagi Allah yang melebihkan kami dari kebanyakan hamba-hambanya yang beriman".[46]
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ucapan al-hamdulillah ini adalah ucapan yang pertama kali diucapkan oleh manusia pertama, yakni Nabi Adam as, dan juga ucapan yang paling akhir akan diucapkan oleh manusia kelak, yakni oleh para penghuni surga. Maka sangat pantas apabila Allah meletakkan surat al-Fatihah ini di awal al-Qur'an, bahkan menurut sebagian ulama, pantas kalau surat al-Fatihah ini sebagai surat yang paling pertama kali diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad saw. Semua ini sekali lagi menunjukkan betapa penting dan besarnya keistimewaan dari surat al-Fatihah ini.

Penutup
Demikian ulasan singkat dalam rangka pengantar untuk mengenal lebih dekat surat al-Fatihah. Semoga dengan telah penulis paparkan beberapa rahasia dan kandungan isinya, lebih memacu para pembaca untuk lebih memahami, mengkaji kandungannya berikut mengamalkan segala isinya. Akhirnya, apa yang benar dalam tulisan ini, itu datangnya dari Allah dan RasulNya, sementara yang salah datangnya dari kebodohan penulis sendiri dan dari syaithan. Semoga bermanfaat dan mohon dimaafkan. Wallahu 'alam bis shawab.

Katamea, Senin, 28 April 2008
Email penulis: aepmesir@yahoo.com



DAFTAR BACAAN

1.      Al-Qur'an al-Karim
2.      Imam Fakhruddin ar-Razi, at-Tafsir al-Kabir atau Mafatihul Ghaib
3.      Imam al-Qurthubi, al-Jami' Li Ahkamil Qur'an
4.      Imam Ibnu Katsir, Tafsir Ibn Katsir
5.      Imam at-Thabari, Tafsir ath-Thabari
6.      Ibnu Araby, Ahkamul Qur'an
7.      Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, Zadul Ma'ad